i – Sunatan, atau yang dikenal dengan sebutan khitan, merupakan salah satu prosesi adat yang
sangat dihormati di Aceh Selatan. Sunatan di Aceh Selatan bukan hanya sebuah acara medis,
tetapi juga bagian dari upacara adat yang penuh makna. Dalam budaya Aceh, sunatan dianggap
sebagai bagian dari kewajiban agama Islam yang harus dijalani oleh setiap anak laki-laki. Selain
itu, acara ini juga memiliki makna sosial dan budaya yang sangat mendalam bagi keluarga dan
masyarakat sekitar.
Pelaksanaan sunatan di Aceh Selatan melibatkan keluarga dari anak yang disunat, para tetua
adat, dan biasanya seorang ulama atau penghulu yang memberikan doa dan bimbingan agama.
Selain itu, teman-teman dan kerabat terdekat juga hadir untuk memberikan dukungan moral.
Anak yang disunat akan menjadi pusat perhatian, dengan orang tua sebagai penyelenggara
utama acara.
Sunatan di Aceh Selatan biasanya dilakukan di rumah keluarga anak yang disunat atau di masjid,
tergantung pada ukuran acara dan jumlah tamu yang diundang. Dalam banyak kasus, rumah
adat Aceh atau rumah yang memiliki ruang yang luas akan digunakan sebagai tempat
pelaksanaan acara. Di beberapa desa, acara ini juga dilaksanakan di balai desa atau tempat
pertemuan lainnya, yang bisa menampung lebih banyak tamu.
Sunatan di Aceh Selatan bisa dilakukan pada berbagai waktu, namun biasanya dipilih pada masa
liburan atau saat anak-anak tidak sedang menjalani kegiatan sekolah. Waktu yang sering dipilih
adalah pada hari Jumat, sebagai hari yang dianggap penuh berkah dalam tradisi Islam. Proses
persiapan bisa memakan waktu beberapa minggu, mengingat banyaknya persiapan yang harus
dilakukan, seperti penyediaan makanan, tamu undangan, dan perlengkapan untuk acara
tersebut.
Sunatan di Aceh Selatan memiliki makna yang sangat penting dalam kehidupan sosial dan
agama. Dalam Islam, khitan dianggap sebagai kewajiban bagi setiap laki-laki sebagai bagian dari
sunnah Nabi Muhammad SAW. Selain itu, sunatan juga dianggap sebagai simbol kedewasaan
dan kesiapan seseorang dalam menjalani kehidupan yang lebih matang. Dalam konteks sosial,
sunatan juga menjadi ajang pertemuan keluarga besar dan masyarakat sekitar, yang
mempererat hubungan sosial antarwarga.
Proses sunatan di Aceh Selatan dimulai dengan acara persiapan yang melibatkan keluarga dan
tetua adat. Dalam acara tersebut, keluarga pengantin akan mengundang kerabat dan teman-
teman untuk hadir. Acara diawali dengan doa bersama yang dipimpin oleh seorang ulama, yang
bertujuan untuk memohon keselamatan dan kesehatan bagi anak yang akan disunat.
Setelah doa, anak yang akan disunat akan dibawa ke tempat yang sudah disediakan, biasanya di
ruang yang terpisah agar proses khitan bisa berjalan lancar. Sunatan dilakukan oleh seorang
tenaga medis yang sudah berpengalaman, namun tetap dengan suasana yang sakral.
Setelahproses khitan selesai, anak akan diberi hadiah atau uang saku sebagai simbol keberhasilan
melewati tahap penting dalam hidupnya.Acara ini diakhiri dengan makan bersama, yang sering kali disajikan dengan hidangan khas Aceh
seperti nasi gurih, sate, dan kue-kue tradisional. Ada juga pertunjukan seni, seperti tari saman
atau pantun, yang menyemarakkan acara dan menghibur tamu undangan. Selama acara
berlangsung, suasana penuh kegembiraan dan harapan akan kesehatan dan kesejahteraan
anak yang baru disunat. Prosesi ini dianggap sebagai perayaan besar yang melibatkan banyak
orang, dengan semangat gotong-royong dan kebersamaan.